Minggu, Oktober 13, 2024
Berita Madrasah

MTsN 8 Sleman Rapat Via Zoom Dengan SSI, Siap Bekerjasama untuk Meningkatkan Kapasitas Peserta Didik entang Pendidikan Seks

Sleman (MTsN 8 Sleman) Pendidikan seks merupakan edukasi untuk memberi wawasan, bimbingan dan pencegahan dalam menghadapi persoalan seksual, terutama pendidikan seks di usia remaja bagaimana menghadapi persoalan seksual yang terjadi di usianya serta bagaimana mengelola gejolak emosi yang terjadi. Hal in yang dilihat oleh MTsN 8 Sleman, memberi bimbingan kepada anak-anak tentang pendidikan seks.

Sinergi Sehat Indonesia (SSI) adalah sebuah lembaga yang fokus di bidang kesehatan dengan membantu pemerintah maupun lembaga lain dalam menguatkan kapasistasnya. MTsN 8 Sleman bekerja sama dengan SSI yang berkaitan dengan isu Pendidikan Seksual untuk Siswa MTs. Untuk memulai kerjasama dilakukan rapat secara daring menggunakan aplikasi Zoom antara SSI dengan MTsN 8 Sleman pada hari Jumat (15/09/2023), dari SSI dihadiri oleh Nurholis Majid dan beberapa fasilitator, sedangkan dari madrasah dihadiri oleh Kepala Madrasah Agus Sholeh, S.Ag., Waka Ur. Kurikulum, Waka Ur. Kesiswaan, Waka Ur. Humas dan beberapa staf waka.

“Dalam rangka peningkatan kapasistas siswa siswi MTsN 8 Sleman, kami akan ber-sinergi / kerja sama antara MTsN 8 Sleman dengan SSI. Kami ingin bersama-sama menjalin kerja sama untuk meningkatkan kapasitas siswa siswi baik akademik maupun non akademik bahkan pendidikan karakter. Selanjutnya kami berharap kerja sama ini ada perubahan yang terjadi di putra putri kami” jelas Agus dalam sambutannya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Nurholis Majid, “SSI ingin berjuang membantu bagaimana memahami  bahwa perkembangan seksual itu adalah hal yang normal, namun dilihat dari konteks norma sosial, media sosial dan hukun harus kita bangun“.

Sedangkan dari guru BK MTsN 8 Sleman,yang diwakili oleh Drs. Sunu Purnomo menerangkan bahwa latar belakang keluarga sangat berpengaruh bagi perkembangan karakter anak, latar belakang keluarga yang tidak utuh (broken home) anak tidak mempunyai panutan atau role model sehingga anak tidak mempunyai tujuan hidup. Ini adalah permasalahan yang harus diperhatikan.

Terakhir tambahan dari Pembina OSIS Ika Sudaryatiningsih, S.Pd. bahwa dilihat dari tingkah laku siswa masih perlu pengawasan ekstra, tetap harus ada pemantauan. (hm8/tnf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *