Selasa, Oktober 15, 2024
Berita Madrasah

Karakter Rela Berkorban pada Lakon Antareja Lena Warnai Pagelaran Wayang  Pendidikan Milad ke-30 MTsN 10 Sleman

Sleman (MTsN 10 Sleman). Bulan Oktober kegiatan belajar mengajar (KBM) MTsN 10 Sleman semarak dan penuh warna. Tak hanya belajar di kelas, madrasah  menggelar  sederetan agenda menyambut Milad ke-30 dengan mengusung tema “Wujudkan Generasi Berkarakter, Berprestasi, Takwa, dan Mandiri dalam Bingkai Moderasi. Rabu (25/10/2022). Agenda sepanjang Oktober meliputi Pengajian Maulid Nabi, Tasmi’ AlQur’an, Bimtek Antologi Puisi, Lomba Pidato Empat Bahasa, Pemilu OSIS, Bakti Sosial, Tumpengan, Pagelaran Wayang, Market Day, dan Jalan Sehat untuk Umum.

Rabu (25/10/2022),  merupakan puncak acara Milad dengan agenda  Tumpengan dan Pagelaran Wayang Pendidikan. Pagelaran terselenggara berkat kerja sama MTsN 10 Sleman dengan Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman. Dom MTsN 10 Sleman disulap menjadi arena pertunjukan wayang lengkap dengan kelir, seperangkat wayang, gamelan dan perlengkapan lainnya. Arena penonton pun ditata rapi di depan dan samping panggung. Pagelaran dihadiri guru, pegawai, siswa, komite, tamu undangan dan tim Dinas Kebudayaan. Suasana Jawa kental mewarnai hari itu. Tak hanya awak wayang yang berbusana gagrak Jawa, penonton pun serentak mengenakan busana serupa. Aneka warna busana didominasi kain lurik.

“Melalaui pagelaran wayang kulit, dimaksudkan menanamkan nilai seni budaya kepada siswa, “ ujar Kepala MTsN 10 Sleman Paijo S.Ag., menyatakan maksud tujuan digelarnya pentas wayang. Pagelaran menghadirkan dalang remaja Ki Bisma Diki Putra dengan lakon Antareja Lena. Dengan apik, dalang muda ini melakonkan cerita berdurasi 2 jam. Pagelaran dipandu pembawa acara berbahasa Jawa Hadi Suroso, S.Pd., dan Pravita Daniswari, S.Pd. Sembari menyimak pagelaran siswa dibekali Lembar kerja peserta didik (LKPD) utuk menuangkan seluk beluk  alur cerita.

Pravita , pengampu mata pelajaran bahasa Jawa melengkapi pemahaman lakon wayang bagi siswa dengan memaparkan inti cerita sembari memandu acara. Berikut sinopsis cerita Antareja Lena. Antareja adalah putra Werkudara dan Dewi Nagagini. Antareja dianugerahi kesaktian berupa ajian upasanta yaitu sebuah ajian yang jika Antareja menjilat musuh maka musuh itu akan langsung hancur mati bahkan jika yang dijilat bekas telapak kakinya juga langsung mati. Hal demikian yang membuat Prabu Kresna tidak menginginkan Antareja ikut dalam Perang Bharatayuda karena akan membuat pasukan Kurawa mati seketika. Sehingga Prabu Kresna meminta kepada Werkudara untuk mengikhlaskan anaknya agar digugurkan sebelum maju perang. Prabu Kresna pun menemui Antareja dan menanyakan sanggupkah Antareja maju dalam peperangan. Antareja menyatakan siap dengan kekuatan ajian upasanta yang dimilikinya. Prabu Satya meminta Antareja membuktikan kekutan yang dimuliakan dengan memintanya menjilat telapak kaki yang ada sampingnya yang ternyata adalah telapak kakinya sendiri. Maka seketika itu Antareja mati dan mukswa ke surga. “Hikmah kisah ini ialah pengorbanan. Poinnya tentang kerelaan dan keikhlasan memberikan apa yang paling bernilai pada diri demi keutamaan atau kepentingan umat, “ujar Pravita . (nsw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *