Optimalkan Pendampingan Gen Z, Guru BK MAN 1 Sleman Ikuti Seminar
Yogyakarta (MAN 1 Sleman) – Siswa setingkat Madrasah Aliyah saat ini digolongkan anak-anak Generasi Z atau biasa disebut Gen Z. Mereka adalah anak-anak yang lahir pada tahun 2000-an. Sejak usia dini mereka telah mengenal beragam teknologi informasi serta teknologi kecerdasan buatan sehingga mereka hidup dengan berbagai kemudahan.
Guna mengoptimalkan pendampingan siswa gen Z ini, Guru Bimbingan dan Konseling (BK) MAN 1 Sleman, Angga Febiyanto, M.Pd mengikuti kegiatan Seminar dan Talk Show Gen Z Berkarya Menginovasi Dunia. Kegiatan yang dikemas dalam Festival Counseling Laboratorium BKI III ini di selenggarakan oleh Prodi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (12/10/2023), di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga.
Bertindak sebagai narasumber seminar dan talk show adalah Prof. Casmini. S.Ag M.Si, guru besar di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga serta Sabrang Mowo Damar Panuluh atau biasa disapa Noe Letto.
Prof. Casmini. S.Ag M.Si, menerangkan tentang bagaimana sebagai pendidik supaya bisa membersamai Gen Z. “Generasi awal, atau generasi dulu sudah tertempa banyak hal yang berat, serba kekurangan, sehingga lebih kuat mentalnya, sedangkan Gen Z terbiasa dengan kemudahan. Oleh karena itu untuk membersamai Gen Z sekarang, perlu penyesuaian, kelembutan, jauhkan dari kekerasan, harus bersikap happiness, karena Gen Z ini menjadi generasi yang spesial, mudah kena mental dan banyak overthinking,” jelas Casmini.
Sementara itu Noe Letto menambah, bahwa Gen Z adalah generasi yang mudah bosan, maka harus ditata dengan kelembutan “Gen Z harus keluar menjadi generasi baru yang punya cap baik, yang ada sekarang adalah banyak yang kena mental sedikit langsung bunuh diri, Gen Z harus bisa menata chaos menjadi order, maka keluarlah, jangan menjadi generasi mager,” ujarnya.
Sabrang menegaskan Gen Z harus banyak keluar, stop mageran, buat karya sebanyak banyaknya, gagal bangun berkarya lagi begitu seterusnya, jangan banyak termakan motivasi motivasi sesaat, yang hanya akan mengikis mental yang akhirnya putus asa dan menyerah. “Lomba jangan menjadi parameter, sangat rentan bagi Gen Z, karena begitu gagal akan langsung sakit hati. Peran BK harus bisa menjadi teman, menjadi penyeimbang, penyemangat ketika gagal, bukan sebagai algojo ketika anak gagal, terus berkarya, keluar supaya tetap produktif, supaya menjadi generasi yang berkualitas,” pungkasnya
Angga Febiyanto, guru BK MAN 1 Sleman mengungkapkan bahwa kegiatan ini menjadi sarana bagi guru-guru BK untuk terus mengembangkan kompetensi dan inovasi dalam menghadapi serta membersamai siswa siswi atau anak-anak Gen Z. “Kegiatan ini bisa menjadi ajang upgrade pengetahuan, wawasan tentang Gen Z, supaya kami bisa membersamai siswa siswi kami agar bisa mengoptimalkan potensi, minat dan bakatnya,” ujarnya. Kegiatan diakhiri dengan penyerahan media Bimbingan dan Konseling karya Laboratorium BKI. Ikut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Prodi S1 BKI Slamet, S.Ag. M.Si, Ketua Prodi S2 BKI Dr. H. Muhsin, S. Ag., M.A (ang/ptn)

