Jumat, Oktober 4, 2024
Berita Madrasah

Pererat Ukhuwah Islamiyah, MAN 5 Sleman Adakan Pengajian Keluarga Rutinan

Sleman (MAN 5 Sleman) – Dalam upaya untuk mempererat tali silaturahim antar keluarga guru dan pegawai MAN 5 Sleman mengadakan pengajian rutin tiga bulanan yang bertempat disalah satu guru atau pegawai. Sabtu (23/9/2023) bertempat di Joglo Noto Admojo, Margokaton, Seyegan (Rini Widiastuti, S.Pd)
Pengajian ini juga sebagai upaya meningkatkan ukhuwah islamiyah MAN 5 Sleman, agar selalu istiqamah menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dalam suasana kekeluargaan. Upaya tersebut salah satunya diimplementasikan melalui pengajian rutin keluarga besar MAN 5 Sleman yang diberi nama pengajian “Raudhatul Jannah”.

Kegiatan pengajian diawali dengan tadarus Al-Qur’an yang dipimpin oleh Umar Dahlan, S.Ag. Dilanjutkan dengan sambutan tuan rumah oleh Bp. Sumarto dan Kamad. Kepala MAN 5 Sleman, Akhmad Mustaqim, S.Ag., MA. dalam sambutannya menyampaikan apresiasi pada keluarga besar MAN 5 Sleman yang sampai saat ini selalu mengedepankan nilai-nilai kekeluargaan dan keislaman dalam berjuang mengembangkan MAN 5 Sleman. “Semoga dengan pengajian ini, dapat menjadi sarana untuk saling mengenal dan sebagai wasilah kita menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah dan warohmah,” tutur Akhmad Mustaqim, S.Ag., MA.

Dilanjutkan pengajian inti oleh K.H. Miftah Busyrowi. Dalam kesempatan tersebut beliau menyampaikan pentingnya meneladi sifat nabi untuk menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah dan warohmah yang diambil dari Kitab Tafsir tomtowi kitab ar rozi. Dalam tafsir ayat at taubah 128 ada 3 sifat yang perlu kita teladani. Pertama, Sifat Aziz ; izalatul dhoror_ ngilangi kemlaratan / kemadhorotane liyan. Kedua Sifat Kharis; isholul naf’i _ banget pingine menehi manfaat ( kanjeng nabi pingin umate kabeh mulyo kabeh, slemat kabeh). Adapun bentuk tindakan dari 2 sifat diatas yakni Rouf rohiim ; banget welase dan Abdi” ma kana mustaqiman makana muwadiban wa makana mustaqbilan li mardhotillah ( hamba adalah orang yang Istiqomah selalu mudawamah ( ajek), selalu mencari ridho Allah).
Selain itu beliau juga menyampaikan fase umur yang diambil dari Kitab kanzul amal tentang fase-fase umur 30 – 40 jika selalu jadi hamba maka akan dijauhkan dari penyakit hubbud dunya ( gila dunia, harta, tahta dll), baros, judzam. Pada umur 40 – 50, jika istqomah menjadi hamba maka diberikan mudahnya hisab. Umur 50 – 60 maka akan meraskan nikmat nya ibadah. Usia 60-70 merupakan usia rata rata umat nabi muhammad. Dalam usia ini merupakan fase persiapan menghadapi kematian tentunya dengan memperbanyak amal dan ibadah meskipun fisik semakin melemah. Usia 70 dan seterusnya merupakan usia yang “hina” dimana akan dikembalikan pada masa kanak-kanak (kemandirian dan fisik semakin mengecil seperti bayi yang harus perlu bantuan orang lain). Tapi amal amal kebaikan dan amal shalih yang menjadi kebiasaan sehari harinya dulu akan tetap dicatat meskipun semakin “renta” dan tidak mampu lagi melaksankannya. Intinya sampai kapanpun batas usia manusia yang terpenting adalah sesegera mungkin kita menjadi seorang hamba, minimal dengan kita memeliki amalan yg khusus untuk limardhotillah)

Inna auliya Allah , Alladzina yudkaru bidzikrihi wa udkaru bidzikrihim ( orang orang yang dicintai Allah adalah orang yg dikenal karena ingat kepada Allah (kebaikan kebaikannya), dan disebut sebab kebaikan kebaikannya (ketika tidak ada).
Setelah acara pengajian dialnjutkan dengan acara perpisahan teman teman guru yang diterima PPPK diantaranya Khoirul Muna, S.Pd yang tertempatkan di MTsN 5 Kulon Progo, Prastiwi Nur Amin, S.Ag., M.Pd yang tertempatkan di MAN 2 Kulon Progo dan Nur Kholis, S,Pd yang tertempatkan di MTsN 6 Sleman.
Acara berakhir pukul 11.00 WIB diakhiri dengan doa dan foto bersama. (nk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *