Siswa MAN 5 Sleman Antusias Ikuti Kegiatan Kreasi Taplak Ecoprint
Sleman — MAN 5 Sleman–Seluruh siswa kelas X tampak semangat dan tekun dalam membuat taplak ecoprint di aula MAN 5 Sleman pada hari Jumat, 29/09/2023. Bersama guru pendamping, siswa-siswi berkreasi membuat taplak ecoprint.
Kepala MAN 5 Sleman, Akhmad Mustaqim, S.Ag., MA. sangat mengapreasi kegiatan ini. “Anak-anak tampak semangat mengikuti kegiatan ini sejak proses awal hingga akhir. Teknik yang digunakan dalam pembuatan taplak ecoprint ini adalah teknik pounding (memukul daun cetakan sampai mengeluarkan zat warna). Kegiatan ini merupakan P5P2RA dengan tema pemanfaatan tumbuhan lokal untuk kreasi ecoprint”, terang Akhmad Msutaqim, S.Ag., MA.
Peralatan dan bahan yang digunakan untuk setiap kelompok yakni kain belacu ukuran 1,5 m x 1,5 m, pemukul kayu 2 buah, plastik transparan putih (sebagai penutup daun pola cetak, dapat menggunakan plastik bekas yang bersih), tawas / cuka, deterjen, macam-macam daun/bunga segar sekitar tempat tinggal. Jenis daun yang digunakan dalam kegiatan ecoprint ini diantaranya daun kenikir, daun insulin, daun Bauhinia sp, daun jati, daun jarak, bunga telang, daun pakis, daun kelor, daun nam-nam (cukimai), daun jambu, daun sawo, daun miana dll.
Adapaun alur cara pembuatannya. Pertama, Scouring (proses penghilangan kotoran yang menempel pada kain) dengan cara merendam di larutan deterjen 12 jam, kemudian dibilas sampai bersih. Selanjutnya kain dijemur kering angin. Dilanjutkan dengan proses berikutnya yakni Mordanting yakni proses membuka pori-pori kain agar warna daun yang dipakai untuk pola cetak bisa meresap maksimal dengan cara merendam kain di larutan tawas selama 10 menit kemudian dicuci bersih. Kain dijemur kering angin. Kain dibentangkan pada lantai yang bersih. Selanjutnya menentukan rencana awal pola cetak ecoprint yang diinginkan (berpola atau acak). Selanjutnya letakkan daun/bunga segar dan bersih sebagai pola cetak di atas kain. Proses selanjutnya yakni menutup daun/bunga tadi dengan plastik transparan untuk melindungi agar tidak hancur saat dipukul dengan pemukul kayu. Pemukul kayu selanjutnya diayunkan dengan ritme pelan ke daun/bunga dimulai dari bagian tepi menuju bagian tengah daun/bunga sampai warnanya menempel di kain. Sisa daun/bunga yang masih menempel di kain di angkat. Proses tersebut dilakukan berulang sampai pola cetakan sesuai imajinasi seni yang diinginkan. Setelah mencapai imajinasi pola yang di ingginkan dilanjutkan dengan fiksasi yakni penguncian warna dengan cara merendam kain di larutan tawas / cuka dengan perbandingan ½ sendok teh dilarutkan pada 10 liter air. Selanjutnya dibilas dengan air sampai bersih, kemudian dijemur kering dan di di angin-anginkan.
Dari kegiatan ini menghasilkan 35 lembar kain taplak. Harapannya tentunya dapat menumbuhkan minat wirausaha, ketelitian, mencintai lingkungan, dan kerjasama. (nk)