Guru dan Siswa MAN 2 Sleman Ngobrol Asyik di Podcast Rubik Kemenag Sleman
Sleman (MAN 2 Sleman)- Guru dan siswa MAN 2 Sleman mendapat kesempatan menghadiri Podcast Kemenag Kabupaten Sleman pada hari Kamis (02/11/2023). Dikemas dalam bingkaian Ngobrol Asyik; Ruang Bicara Kita (Rubik), Podcast ini membahas tentang Madrasah Inklusi dan Prestasi Siswa Difabel.
Kesempatan ini disambut baik oleh Kepala MAN 2 Sleman H. Edi Triyanto, S.Ag., S.Pd., M.Pd. “Alhmadulillah, kami bersyukur mendapat kesempatan untuk mengisi Rubik Kemenag Sleman, berbagi informasi serta inspirasi untuk masyarakat, semoga MAN 2 Sleman sebagai madrasah inklusi, dengan berbagai prestasi bisa menginspirasi semua,” tuturnya.
Bersama Kak Aji dan Kak Nisma, Koordinator Unit Layanan Difabel (ULD) MAN 2 Sleman Suratini, S.Pd., dan Ikhwan Khanafi (Difabel Netra kelas XII Keagamaan) menuturkan secara rinci bagaimana proses madrasah inklusi serta kiat-kiat dalam meraih prestasi siswa Difabel.
“MAN 2 Sleman merupakan madrasah pertama penyelenggara inklusi di Indonesia, awalnya PGALB, kemudian berganti menjadi MAN Maguwoharjo dan selanjutnya MAN 2 Sleman, kita menerima hambatan penglihatan dan fisik, mas Ikhwan ini salah satu siswa dengan hambatan penglihatan total, untuk siswa difabel saat ini ada 28 siswa,” tutur Suratini.
Pada kesempatan yang sama, Ikhwan juga menyampaikan perasaan di MAN 2 Sleman. “Luar biasa, perasaan saya selama belajar di MAN 2 Sleman, karena support dari semua bapak dan ibu guru dan pegawai, serta dari teman-teman, baik yang difabel maupun non difabel, jurusan IPA yang tidak ada difabel pun bisa berbaur dengan kami,” ujarnya.
Lebih lanjut Ikhwan menyampaikan, dengan suasana belajar yang sangat mendukung, saya bisa meraih berbagai prestasi, baik bidang akademik, riset, olahraga, tahfidz dan juga seni.
“Saya pernah meraih 6 kejuaraan dalam bidang riset, baik tingkat nasioanl maupun internasional, di Iran dan Kazakhtan meraih medali emas dengan judul penelitian buku mitigasi bencana untuk siswa difabel netra, serta menulis buku solo “antologi cerpen dan puisi”, tambahnya.
Di akhir sesi Ikhwan menyampaikan tips untuk semua pelajar, “Menjadi tuna netra adalah takdir dari Allah, ini menjadi motivasi untuk mengejar hal positif yang kita bisa, jangan mager, kembangkan potensi yang kita punya,” pungkasnya. (Qoma)