Sabtu, Oktober 5, 2024
Berita Madrasah

MTsN 10 Sleman Gelar  Apel Peringatan  16 Hari Antikekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Sleman (MTsN 10 Sleman) Mengutip laman Komnas Antikekerasan pada Perempuan,  Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 Days of Activism Against Gender Violence) merupakan kampanye internasional untuk mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia.  Setiap tahunnya, kegiatan ini berlangsung dari tanggal 25 November yang merupakan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan hingga tanggal 10 Desember yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional. Dipilihnya rentang waktu tersebut adalah dalam rangka menghubungkan secara simbolik antara kekerasan terhadap perempuan dan HAM, serta menekankan bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan salah satu bentuk pelanggaran HAM.

MTsN 10 Sleman  mengadakan sosialisasi Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dalam apel pagi Senin (20/11/2023). Bertindak sebagai pembina apel Kepala MTsN 10 Sleman  Paijo, S.Ag., M.Pd.I  dengan petugas pengurus OSIS. Apel diikuti guru, pegawai, dan peserta didik

 Pembina apel membacakan sambutan Gubernur DIY Dalam sambutan Gubernur DIY. Isi sambutan mengungkapkan keprihatinan terhadap beberapa kasus kekerasan yang terjadi, bahkan terjadi di sekolah dengan korban pelajar. Kekerasan dalam berbagai bentuknya merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang tidak dapat ditolerir terutama terhadap perempuan dan anak. Kekerasan ini membawa dampak yang panjang, tidak hanya fisik yang menjadi tidak sempurna, psikis yang terganggu, hingga hubungan sosial yang rusak. Dan lebih dari itu, dampak kerugian bagi anak itu sendiri, bagi masa depan dan juga masyarakat dan bangsa.

Lebih lanjut, rangkaian 16 (Enam Belas) Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan anak ini, mengajak semua anak dan semua warga sekolah untuk bersama menghentikan semua jenis kekerasan terutama yang terjadi di sekolah, di jalanan, yang melibatkan siswa dan warga sekolah. Sistem pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah harus benar-benar dibangun dan dijalankan. Ini demi benar- benar mencegah kekerasan terhadap anak di sekolah serta menjamin masa depan anak-anak yang lebih baik.

“Marilah saling asah, asih, asuh menghargai dan mencintai sesama manusia, sesama saudara kita sesama pelajar Daerah Istimewa Yogyakarta. Berilah prakarsa, keteladanan, kesopanan sesuai dengan posisi dan peran masing-masing. Ing ngarso sung tulodho, Ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, “ ujar pembina mengakhiri sambutan. (nsw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *