Akhiri P5P2RA-Suara Demokrasi, MTsN 6 Sleman Gelar Nobar
Sleman (MTsN 6 Sleman) – Kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang Rahmatan Lil Alamin (P5P2RA) yang berlangsung sejak pertengahan bulan September 2023 berakhir dengan diadakan pemutaran dan voting 5 video reportasi terbaik hasil karya anak-anak kelas 8 MTsN 6 Sleman, Jum’at (24/11). Video terpilih merupakan 5 terbaik dari 18 video hasil karya anak-anak kelas 8 yang dipilih oleh guru-guru pembimbing proyek.
Video yang dibuat oleh ke-18 kelompok siswa ini merupakan video liputan kegiatan pemilos mulai dari masa kampanye sampai puncak pemilihan suara OSIS pada tanggal 3 November 2023. Kepala MTsN 6 Sleman Jazim Kholis, S.Ag merasa kagum akan kemampuan siswa kelas 8 membuat video liputan pemilos. “Anak-anak ini belum punya hak pilih, namun bisa mempunyai pengetahuan yang lumayan runtut tentang apa itu demokrasi dan bagaimana berdemokrasi dengan benar. Semoga kelak mereka menjadi warga negara yang baik.” jelas Jazim bangga. Sejalan dengan Jazim, ketua P5P2RA Nurhuda Muttaqin, S.Pd menjelaskan bahwa kegiatan pemilos ini sangat baik untuk diadakan karena para siswa bisa belajar dan menerapkan demokrasi di ligkungan mereka sendiri yaitu sekolah. “Biar anak-anak tahu bahwa demokrasi itu tidak hanya tentang pemilihan kepala pemerintahan, namun bisa juga diterapkan dalam kehidupan setiap manusia,” kata pria yang biasa disapa pak Taqin.
Salah satu video terbaik adalah video dari kelompok 1 kelas 8A. Nur Setyawati yang didapuk sebagai news-anchor terlihat begitu lihai membawakan berita seperti para penyampai berita sesungguhnya. Ia mengulas tentang arti penting berdemokrasi sampai masalah pemilu yang jujur dan adil dalam videonya. Narasi yang ditata dengan runtut membuat video mudah dipahami oleh para pemirsa. Nur menjelaskan bahwa setiap anggota grup bekerja keras sesuai tugasnya. “Ada yang menjadi pembawa berita, ada yang membuat narasi, ada juga bagian shooting ataupun editing video. Semua bekerja sesuai tugasnya.” terang Nur.
Kesulitan dalam membuat video diungkapkan Jalu Kunang dari kelompok 18 yang mengatakan bahwa kadang-kadang ada anggota kelompok yang mangkir atau malas-malasan dalam membuat video sehingga proses pembuatan tidak berjalan mulus. Kemangkiran dari salah satu personel kelompok bukan tanpa sebab. “Biasannya ada saja kendalanya seperti teman-teman harus menyelesaikan tugas lain yang lebih mendesak, terlibat dalam kegiatan lomba, atau mengikuti kegiatan yang tidak kalah penting terkait kegiatan OSIS atau lainnya. Tapi ada juga sih yang memang betul-betul malas ” Kunang menjelaskan sambil tersenyum. Lain lagi penjelasan dari Akhnaf terkait kesulitan pembatan video. Menurut Akhnaf, setiap kelompok ingin memasukkan wawancara dengan ketua dan wakil ketua OSIS yang baru sebagai salah satu materi dalam video. Sehingga jadwal untuk melakukan wawancara dengan ketua dan wakil ketua OSIS terpilih harus diagendakan terlebih dahulu bergantian dengan jadwal kelompok lain.
Kelima video terbaik buatan siswa-siswa MTsN 6 Sleman yang juga diunggah dalam media sosial resmi milik madrasah berdurasi sekitar 5 menit. Video-video ini ternyata mampu memberikan gambaran yang lumayan detil tentang pemilihan umum walaupun dalam lingkup kecil dan masih jauh dari pemilihan umum negara yang sebenarnya. Paling tidak bisa memberikan gambaran pada pemirsanya bagaimana proses pelaksanaan pemilu. Urut-urutan pemenang lomba video reportase ini ditentukan oleh voting dari seluruh peserta dan guru pembimbing sehingga terpilih juara 1 sampai juara 5 yaitu: kelompok 1 (49,6%), kelompok 18 (34,8%), kelompok 16 (33,7%), kelompok 2 (31,5%) dan terakhir sebagai juara 5 kelompok 17 (29,8%). Voting berlangsung secara online real time yang hasilnya dapat diketahui oleh pemilih saat itu juga. “Seru dan deg-deg an melihat angka-angka berkejaran di layar,” kata Aisya salah satu siswa yang videonya terpilih menjadi salah satu nominator.
Kegiatan di masjid MTSN 6 Sleman ini diakhiri dengan pemberian hadiah pada para pemenang. Kepala MTsN 6 Sleman memberikan hadiah pada tiap kelompok yang diwakili oleh salah satu anggota kelompok. Hadiah yang diberikan berupa uang tunai dengan urutan 200 ribu, 150 ribu, 100 ribu, 75 ribu dan 75 ribu pada urutan juara 1 sampai 5. “Jangan dilihat nominalnya ya, tapi lihat bahwa kalian telah berhasil berkarya dengan bagus dan membanggakan madrasah ini,” pungkas Jazim mengakhiri acara. (luf)