Gandeng Kepolisian, MTsN 10 Sleman Gelar Penyuluhan Antiperundungan
Sleman (MTsN 10 Sleman) Perundungan (bullying) menjadi fenomena meresahkan masyarakat tak terkecuali di lingkungan sekolah. Tak hanya mengancam fisik, perundungan dapat merusak mental dan masa depan anak. Concern terhadap masalah tersebut, MTsN 10 Sleman (Matsesa) secara berkesinambungan mengadakan pendidikan dan pencegahan bullying. Menggandeng Unit (Kanit) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Polsek Ngaglik Sleman, MTsN 10 Sleman menggelar penyuluhan antibullying , Jumat (15/12/2023). Penyuluhan diikuti pesrta didik kelas 7 dan 8 dalam rangkaian acara Pelatihan Gelorakan Semangat Merdeka Belajar : Membentuk Siswa Unggul yang Cerdas, Shoeh, dan Berkarakter (13-15/12/2023). Penyuluhan berlangsung di Dom Matsesa pukul 0930 sd 11.00.
Penyuluhan dihadiri Kepala Unit (Kanit) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Polsek Ngaglik Akp Susilo didampingi Aiptu Santoso dan Aipda Yuli. “Adik-adik, jaga disiplin, tekun belajar untuk masa depan, “pesan Akp Susilo yang telah bertugas sebagai abdi negara di kepolisian semenjak tahun 1987.Materi penyuluhan selanjutnya dibawakan Aipda Yuli. “Pembulian adalah perbuatan yang sengaja dilakukan untuk menyakiti orang lain, “ujar Yuli. Buli dapat berupa verbal dan no verbal. “Memanggil kawan dengan nama orang tua termasuk pembulian verbal, “ungkap Yuli yang disambut riuh peserta merasa terwakili. Selanjutnya Yuli membagi tips menghadapi pembulian dengan memperkuat rasa percaya diri, mental dan harga diri. “Jangan ditanggapi si pembuli agar dia kecewa dan menghentikan pembulian. Di samping itu, Yuli mengajak siswa untuk menjaga disiplin, etika, serta meningatkan adab dan ilmu.
Penyuluhan semakin seru dengan simulasi penanganan ala interograsi kepolisian terhadap pelaku pembulian. “Apakah temanmu pernah mengejek orang tua, melakukan pemukulan, atau pemalakan ?” Serentak peserta menjawab, “Pernah..!” Selanjutnya Aipda Yuli bertanya kepada pelaku. “Apakah ada pembelaan atau sanggahan ?” Pelaku diam seraya tersenyum kecut sebagai tanda mengiyakan. Simulasi diakhiri dengan penguatan agar tak ada lagi pembulian di madrasah. “Mari saling menghargai tanpa memandang fisik dan kekurangan orang lain, “pesan Yuli mengakhiri uraian. Dibawakan dengan energik dan interaktif mendorong peserta tekun menyimak penyuluhan hingga akhir. Di akhir acara, MTsN 10 Sleman menyerahkan kenang-kenangan berupa vandel yang diserahkan Ka TU MTsN 10 Sleman Eliya Fitriyani, S.H., M.M. kepada Akp Susilo (nsw)