MAN 4 Sleman Gelar Webinar Nasional, Direktur GTK Madrasah: Tumbuhkembangkan Ekosistem dan Milieu Akademik
Sleman (MAN 4 Sleman)—Tradisi riset sangatlah penting, dan harus terus dikembangkan. semua civitas akademika, seperti guru sangat berkepentingan untuk selalu menghadirkan Research Question (Pertanyaan Riset) pada kegiatan belajar mengajar, atau diskusi sesama guru, hal itu akan menumbuhkembangkan ekosistem atau milieu akademik.
Hal tersebut diungkapkan Direktur GTK Madrasah Kemenag RI Dr. Muhammad Zain, M.Ag saat membuka Webinar Nasional dalam rangka merayakan Hari Guru Nasional 2023, yang diselenggarakan oleh MAN 4 Sleman Yogyakarta, Kamis(30/11/2023) siang.
Webinar dengan tema “Madrasah Riset untuk Melejitkan Potensi Peserta Didik” ini diikuti, sedikitnya 300 peserta se-Indonesia, dengan narasumber Drs. Ahmad Arif Makruf, MA., M.S.i (Kepala MAN 4 Sleman), moderator Dra. RR. Ayu Dewi Widowati (Penggerak Literasi Nasional), dan pembawa acara Dwi Astuti Handayani, S.pd. (Guru MAN 4 Sleman).
Muhammad Zain menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya pada MAN 4 Sleman, yang telah menyelenggarakan kegiatan ini. Ungkapnya, tema madrasah riset sangatlah tepat. Pasalnya, banyak persoalan kenaikan pangkat, misalnya dari pangkat IV/a ke IV/b terkendala kurangnya karya ilmiah, baik buku, artikel, atau yang lainnya.
Muhammad Zain mendorong agar setiap guru selalu mempunyai Research Question (Pertanyaan Riset) dalam diri mereka, setiap kali mengajar di ruang kelas, atau diskusi antar guru atau Lembaga lainnya. Karena hal itu, akan memberikan nuansa-nuansa baru. “Pertanyaan-pertanyaan riset itu akan menjadikan pembelajaran dinamis dan inovatif,” ujarnya.
Guru dalam berinteraksi dengan para siswa. Menurutnya, para siswa itu bukan siswa biasa. Mereka bisa menjadi informan bagi guru. “Informasi yang digali dari siswa itu bisa menjadi konten yang menarik, bagian dari riset kita,” terangnya.
Ia mengajak untuk menumbuhkembangkan milieu akademik. “Jadikanlah semua infranstrutur yang ada di madrasah menjadi sumber belajar seperti perpustakaan, begitu juga teman sejawat (guru), siswa, pengawas bisa menjadi sumber belajar,” pungkasnya.
Sementara itu narasumber Ahmad Arif Makruf dalam presentasinya menyampaikan, ada kompetensi abad 21 yang harus dimiliki peserta didik, yaitu keterampilan berpikir kritis, keterampilan kreativitas, keterampilan berkomunikasi, serta keterampilan berkolaborasi.
Ungkap Arif, seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, menurutnya peserta diri harus juga memiliki satu kompetensi lagi yaitu kompetensi literasi digital. “Kalau kita tidak mengikuti perkembangan digital, kita akan tertinggal,” tuturnya.
Paparnya, untuk mengasah lima kompetensi tersebut, menurut Arif dengan membiasakan peserta didik untuk melakukan riset. “Dengan melibatkan anak-anak pada riset secara ototmatis, kompetensi dan keterampilan tersebut akan berkembang dan dikuasai,” tandasnya.
Webinar berlangsung meriah, antusiasme para peserta mewarnai kegiatan ini. Tampak banyak peserta yang bertanya terkait bagaimana cara menghidupkan tradisi riset di madrasah mereka. (dzl)