Minggu, Februari 9, 2025
Berita Madrasah

Teliti Kaktus Sebagai Bahan Antiradiasi HP, Tim Riset MTsN 10 Sleman Raih Medali Emas International Science and  Invention Fair (ISIF)  

Sleman (MTsN 10 Sleman)—Tim riset MTsN 10 Sleman kembali menorehkan prestasi. Kali ini, tim berhasil meraih medali emas dalam ajang International Science anda Invention Fair (ISIF) yang berlangsung di Denpasar Bali bekerja sama dengan  International Young Scientist Asociation (IYSA)  (7-11/11/2023) .  Tim MTsN 10 Sleman berhasil unggul diantara 819 tim dari 32 negara, antara lain Indonesia, Mexico, Malaysia, Rumania, Hongkong, Kazakhstan, Iran, dan lainnya.Tim riset MTsN 10 Sleman terdiri dari Arya Dimas Pandhutanaya, Arya Bima Panji Wicaksana, Danastri Gusti Brahmi Muhtadi, Talitha Khansazahra D.P., dan Akmal Lutfi Nabil Siro’j.

ISIF merupakan kegiatan yang didasari oleh kondisi perkembangan ilmu pengetahuan (sains) dengan inovasi yang menuntut pelajar untuk mengetahui sejauh mana wawasan, pengetahuan, dan kemampuan mereka dalam menerapkan pengetahuan tersebut. Keberhasilan tim riset MtsN 10 Sleman melalui tahap seleksi proposal dan tahapan penelitian yang tak mudah. Kepala MTsN 10 Sleman Paijo, S.Ag., M.Pd.I bersyukur dan bangga atas  prestasi peserta didiknya. Mereka telah berjuanag mencurahkan  kemampuan baik pikiran tenaga dan waktu demi memperjuangkan dan menggaungkan MTsN 10 Sleman di  dunia pendidikan. “Selamat, kalian mampu membuktikan perjuangan meraih  medali emas(gold medali) dalam kejuaraan internasional ini, “tandas  kepala madrasah.

Tim riset MTsN 10 Sleman berhasil mempertahankan hasil penelitian berjudul CACTACASE: Anti Radiation Cellphone Casing from  Natural Cactus Fiber melalui presentasi online di hadapan para pakar. Menggunakan pengantar bahasa Inggris, kelima anggota bahu membahu memaparkan hasil penelitian.

Latar belakang penelitian ini adalah meningkatnya penggunaan smartphone yang menimbulkan kekhawatiran potensi risiko kesehatan akibat radiasi khususnya di kalangan anak muda. Radiasi yang dipancarkan oleh smartphone dapat berupa gelombang elektromagnetik dan medan magnet. “Gelombang elektromagnetik dapat menyebabkan kanker dan kerusakan DNA , sedangkan medan magnet dapat mengganggu fungsi organ tubuh, “ungkap Arya Pandu. “Kami memilih kaktus karena tanaman kaktus telah terbukti dapat menyerap radiasi dan memiliki sifat antioksidan yang tinggi dan mudah didapat, “lanjut Arya Bima. ”Antioksidan dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radiasi, “imbuh Thalita.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun kaktus memiliki kapasitas penyerapan radiasi yang signifikan, dengan pengurangan maksimum 98% untuk radiasi elektromagnetik dan 100% untuk radiasi medan listrik. “CACTACASE”, casing smartphone yang terbuat dari serat kaktus, secara efektif mengurangi paparan radiasi hingga 98% untuk radiasi elektromagnetik dan 100% untuk radiasi medan listrik, tergantung pada ketebalan serat kaktus yang digunakan. “Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa serat kaktus merupakan bahan yang menjanjikan untuk mengembangkan casing smartphone anti-radiasi, “ujar Danastri menyimpulkan. “CACTACASE” menunjukkan potensi untuk mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan paparan radiasi smartphone, “imbuhnya.

Di bawah bimbingan guru riset Nurkhoiri Hidayati, S.Pd.,  penelitian berhasil menyimpulkan  bahwa serat kaktus merupakan bahan yang menjanjikan untuk mengembangkan casing smartphone anti-radiasi. “CACTACASE” menunjukkan potensi untuk mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan paparan radiasi smartphone. “Ke depan, kami berharap casing antiradiasi serat kaktus dapat dikembangkan lebih awet dan parktis, “pungkas Akmal.  (nsw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *