Selasa, Januari 21, 2025
Berita Madrasah

Olah Rasa Kelas 7 MTsN 6 Sleman melalui Eksplorasi Resep Masakan Nusantara

Sleman (MTsN 6 Sleman)- Kamis (11/1) di beberapa titik halaman madrasah riuh dengan kesibukan para peserta didik kelas 7 yang sedang melaksanakan praktik memasak. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian P5P2RA yang mengusung tema “Kearifan Lokal”.

Kearifan lokal yang dibidik pada tema ini adalah pengenalan masakan nusantara. Setelah diundi, para peserta didik secara berkelompok melakukan riset pengamatan ragam menu masakan berdasar daerah yang didapatkannya. Kemudian, mereka menentukan dua jenis masakan untuk makanan dan minuman yang akan mereka olah.

Penentuan jenis masakan ini selain mempertimbangkan bahan yang dibutuhkan dan langkah-langkah, juga keunikan. “Kami menentukan menu klepon karena bahannya sederhana dan mudah diperoleh,” ungkap Kila, salah satu ketua kelompok dari kelas 7A yang mendapat undian resep masakan Jawa Timur. 

Para peserta didik membutuhkan waktu 60-90 menit untuk mengolah hingga menyajikan masakan. “Higienisnya dalam persiapan, pengolahan hingga pembersihan alat serta tempat selama proses memasak menjadi poin yang juga dipelajari oleh para peserta didik,” tambah Saptini, S.Pd., salah satu guru pembimbing kegiatan P5. Aneka ragam masakan yang dibuat oleh para peserta didik ada ayam cincane dan es lidah buaya dari Kalimantan, klepon dan wedang jahe dari Jawa Timur, sate lilit dan es ruwut  dari Bali, ketoprak dan es doger dari Jakarta, kue lontar dan es matoa dari Papua, pieram dan es aiaka dari Jambi, serta masih banyak lagi

“Selain, keterampilan mengolah rasa tentu kolaborasi dan kerja sama dalam tim terasah melalui kegiatan praktik ini,” papar Yeti Islamawati, S.S. selaku koordinator tema P5. Studi kontekstualisasi kegiatan P5 terkait bahan dasar alami berbasis kearifan lokal tiap daerah ini selain mengasah keterampilan pun menguatkan wawasan peserta didik tentang kekayaan nusantara. “Mereka ternyata bisa praktik di luar ekspektasi, bisa bersih dalam pengolahan dari sebelum hingga usai, pun mereka punya solusi ketika ada sisa bahan makan untuk ditindaklanjuti jadi bentuk makan lainnya,” imbuh Yeti dalam komentarnya. (sfd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *