Variasi Apik Tema Pameran Seni Budaya Kelas 9 MTsN 6 Sleman
Sleman (MTsN 6 Sleman)-Senin (12/2/2024) suasana di kelas-kelas 9 MTsN 6 Sleman riuh dengan aneka konsep tema pameran seni budaya. “Sebuah rutinitas bahwa produk akhir ujian praktik kelas 9 dari tahun ke tahun di MTsN 6 Sleman adalah menyajikan karya dalam bentuk pameran,” jelas Alifiriani, Guru Seni Budaya.
Ada tiga jenis karya yang dipamerkan berupa seni lukis, patung, dan grafis. Namun, dalam penyajiannya para peserta didik diberikan kebebasan berekspresi. “Setiap kelas bebas mengusung tema hingga akhirnya dari seluruh tema yang muncul maka temanya digeneralisasi menjadi Art Exhibition What a Wonderful World,” imbuh Alifiriani.
Kelas 9E dan 9F mengangkat tema nuansa kedaerahan yang nampak di Yogyakarta. 9E menorehkan motif-motif kain jarik pada hiasan dinding dan ada simbol Tugu Yogyakarta sebagai bagian dari dekorasi ruang. Begitu pula 9F yang menyajikan lelakon wayang pada konsep pameran. Kelas 9B mengusung tema akuarium atau lebih merepresentasikan dunia bawah laut sehingga mereka mengonsep tata ruang dengan aneka aksesori yang menjadikan nuansa ruangan terdiri atas makhluk di dalam laut.
Ekspresi kreatif lain hadir di 9A yang seketika menyulap ruang kelasnya menjadi arena bioskop. Mereka mendesain teras kelas seolah menjadi lobi masuk bioskop ditambah dengan aroma wewangian khas bioskop dan tata lampu yang remang-remang semakin menguatkan aksen tema Cinema. Tema kreatif lain pun terlihat di kelas 9G dengan tema bajak lautnya, 9C dengan gurun pasirnya. Rerata mereka 90% berhasil mendekorasi tata ruang sesuai dengan tema yang diusung masing-masing.
Berikutnya tema hutan kelas 9D. Secara totalitas kelas mereka ubah menjadi arena hutan dengan hiasan batang pohon beringin, kehadiran burung hantu dan hamster sungguhan serta cosplay monyet menambah keseruan nuansa hutan di kelas ini. “Kami menikmati setiap konsep tema yang disajikan per kelas apalagi ada stand photo booth yang seru dan kekinian. Ini menarik dan kreatif sekali ditambah adanya doorprize yang diundi,” komentar Nasya, Ketua OSIS.
Secara bergantian peserta didik kelas 7 dan 8 turut menyaksikan pameran dan memberikan penilaian kesan pesan untuk setiap kelas. Hal yang sama juga dilakukan oleh para guru dan pegawai. Hasil penilaian beserta komentar ini menjadi dasar penilaian ujian praktik mereka. “Kami menikmati proses menyiapkan pameran ini. Semoga semua senang dan hasilnya memuaskan,” ucap Akbar, salah satu siswa kelas 9C. Tentu proses kreatif baik untuk terus dilanjutkan dan di tahun-tahun ke depan bisa dipertimbangkan untuk dikembangkan dengan kolaborasi ujian praktik mata pelajaran lain. (sfd)