Antusiasme Siswa Kelas IX dalam Pembelajaran Batik Teknik Cap Cip Clup di MTsN 8 Sleman

Kemenag Sleman News-(MTsN Sleman). Pembelajaran batik yang dilaksanakan di MTsN8 Sleman kembali mencuri perhatian, terutama pada kelas IX yang menunjukkan antusiasme tinggi dalam mempelajari salah satu warisan budaya Indonesia ini. Dengan penuh semangat, para siswa mengikuti pembelajaran batik yang dipandu oleh guru batik, Rochmad Rapih Raharjo, S.Pd.
Pembelajaran kali ini memiliki pendekatan yang unik, yaitu mengajarkan siswa untuk membuat batik dengan menggunakan tiga teknik sekaligus, yaitu cap, ciprat, dan celup, yang sering disebut dengan teknik cap cip clup. Teknik-teknik ini memberikan tantangan tersendiri bagi para siswa untuk menghasilkan karya batik yang memiliki nilai seni tinggi dan menunjukkan kekayaan tradisi batik Indonesia.
Rochmad Rapih Raharjo, S.Pd, yang juga merupakan pengajar batik di madrasah tersebut, menjelaskan bahwa pembelajaran kali ini bertujuan untuk mengenalkan siswa pada berbagai teknik dalam pembuatan batik yang lebih modern dan relevan dengan perkembangan zaman. “Dengan menggabungkan teknik cap, ciprat, dan celup, para siswa tidak hanya belajar keterampilan teknis, tetapi juga diharapkan dapat lebih menghargai keunikan dan keragaman seni batik,” jelasnya.
Proses pembuatan batik ini dimulai dengan menggambar isen isen di atas kain menggunakan alat cap yang dibuat oleh siswa menggunakan bahan ramah lingkungan . Kemudian, siswa melanjutkan dengan teknik ciprat, di mana mereka menggunakan kuas untuk menyipratkan cairan malam. warna remasol, gradasi yang memberikan efek artistik yang khas. Setelah itu, proses saput celup dilakukan untuk memberi warna yang lebih kuat pada kain batik tersebut. Kombinasi dari ketiga teknik ini memberikan hasil yang menakjubkan dan sangat menarik bagi para siswa.
Kepala Madrasah, Agus Sholeh, S.Ag, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk melestarikan budaya batik sekaligus memberikan keterampilan praktis yang bisa berguna bagi siswa di masa depan. “Pembelajaran batik ini bukan hanya untuk menambah pengetahuan siswa tentang seni, tetapi juga untuk memperkenalkan mereka pada warisan budaya yang sangat penting bagi identitas bangsa kita,” ujarnya. Agus Sholeh juga mengungkapkan bahwa antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan ini sangat mengesankan. “Kami melihat banyak siswa yang sangat bersemangat dalam mengikuti setiap tahapan pembuatan batik ini. Ini menunjukkan bahwa generasi muda di sini sangat peduli dan tertarik untuk melestarikan budaya lokal,” tambahnya.
Siswa-siswa Kelas IX yang mengikuti kegiatan ini juga merasa sangat bersemangat. Mereka merasa bangga bisa mempelajari keterampilan tradisional yang sangat penting bagi budaya Indonesia. “Saya senang bisa belajar batik dengan cara yang menyenangkan dan tidak hanya sekadar teori, tetapi juga langsung praktek. Teknik cap cip clup sangat seru, karena saya bisa bereksperimen dengan warna dan isen isenya,” ungkap salah satu siswa, Dira, yang sedang sibuk mencanting kain batiknya.
Ke depan, pembelajaran batik ini diharapkan dapat terus dikembangkan di MTsN8 Sleman, tidak hanya sebagai materi pembelajaran seni budaya, tetapi juga sebagai bagian dari pelestarian budaya Indonesia. Antusiasme siswa dan dukungan penuh dari pihak sekolah menjadi modal yang sangat berharga dalam melestarikan seni batik di kalangan generasi muda.
Dengan adanya pembelajaran batik seperti ini, diharapkan bisa memicu lebih banyak lagi siswa untuk terlibat dalam kegiatan pelestarian seni dan budaya Indonesia, serta membuka peluang bagi mereka untuk mengembangkan kreativitas dalam berbagai bentuk karya seni lainnya. (r3)